Speech Delay???

Si kembar Zaid Ziad 5 Agustus kemaren 25 bulan. Diumur mereka yang sudah tidak lagi muda ini (hehe), mereka alhamdulillah sudah menguasai beberapa kosakata.

Zaid bisa bilang 'jijik, mamam, minum, mau, hai, wah, mamana (yang ini artinya banyak, bisa kemana, dimana, yuk pergi), ba (ciluk ba), bubu (bobo), mimik (nenen), wi...wi...wi... (mobil), miu (kucing), moo (sapi) Kalo Ziad, selain kata-kata yang Zaid bisa sudah bisa juga bisa bilang 'yuk (bukan mamana kaya si Abang Zaid), umi, abi, pupu (kupu2), krupu (kerupuk), bubu (bumbum atau mobil).

Untuk point out sesuatu, mereka sudah bisa mengenal dan tertarik dengan gambar-gambar yang mereka kenal tapi belum bisa menyebutkannya. Adapun yang bisa mereka sebutkan yaitu ketika melihat gambar makanan, minuman, orang yang sedang tidur, kupu-kupu (Ziad cukup konsisten bilang kupu-kupu, kalo Zaid masih bilang Jijik untuk semua jenis serangga), mobil. Selain itu mereka sudah bisa mengenal orang-orang sekitar mereka dan mengetahui ini siapa dengan nama ini meski dari sekian banyak orang, baru Umi yang bisa diulang penyebutannya. Dan itu pun baru Ziad. Sementara Zaid belum.

Demikianlah hasil observasi saya terhadap anak-anak. Observasi ini saya lakukan semata-mata berawal dari kekhawatiran saya terhadap perkembangan verbal anak-anak yang tergolong lambat. Dari semua ceklist perkembangan, saya selalu mengosongkan kolom kemampuan verbal. Dan hal ini cukup membuat saya panik. Namun jika hanya sekedar panik, tentunya itu bukanlah hal yang solutif.

Ditengah kepanikan ini, ternyata secara tidak sengaja grup Twindonesia, grup kumpulan ibu-ibu yang memiliki anak kembar, sedang membicarakan tentang perkembangan bahasa anak-anak mereka. Memang sudah tidak tabu lagi bagi kami ketika mendapati anak kembar salah satu member mengalami speech delay. Karena menurut beberapa penjelasan yang didapat oleh beberapa member, anak kembar memang rentan speech delay. Awalnya saya berfikir karena anak kembar rata-rata lahir prematur. Jadi faktor prematuritasnyalah yang menjadi penyebab. Ternyata tidak hanya faktor prematuritas saja. Tapi juga karena faktor lingkungan anak kembar dimana mereka punya teman berkomunikasi sehingga mereka merasa tidak membutuhkan orang lain dalam berkomunikasi. Tentu saja hal ini memberikan dampak buruk terhadap perkembangan bahasa mereka satu sama lainnya.

Nah, karena saya juga sedang dalam rangka menambah wawasan mengenai Speech delay ini, jadilah saya coba tuliskan disini. Barangkali juga ada yang lagi deg-deg an kok anak saya belum bisa ngomong begini begitu. (Saya rangkum dari sumber di Grup Twin dan kolaborasi dengan beberapa artikel ya).

Ciri-ciri Speech Delay
Biasanya yang jadi pertanyaan besar buat orang tua dalam mengamati perkembangan bahasa anak adalah apa ciri-ciri sehingga anak dikatakan mengalami keterlambatan dalam bicara.

Untuk menjawab hal ini sangat banyak teori yang berseliweran. Saya coba rangkumkan saja sekeinget saya ya. Soalnya kalo nulis pake referensi ala-ala skripsi, bisa-bisa saya berhenti buat ngblog.. hehhee

1) Pada usia 2 tahun anak-anak mengalami penurunan intensitas mengoceh atau kuantitas kata justru berkurang. Gairah berkomunikasi menurun. Hal-hal yang dulu dimengerti seperti menjadi hal baru lagi.

2) Anak belum memberikan respon terhadap komunikasi yang kita berikan. Baik respon yang menunjukan kemengertian ataupun respon yang menunjukan ketertarikannya terhadap apa yang kita katakan.

3) Pada usia 2 tahun belum ada kata yang bisa diproduksi oleh anak melainkan hanya bunyi "huh", "heh", dll

4) Anak belum mampu mengikuti instruksi seperti kalimat sederhana "tutup pintu", "kesini", dll.

Lebih kurang 4 poin itu ya. Sebenernya kalo ngikutin teori yg ada, bisa jd skripsi tema speech delay ini.

Intinya sih yang saya dapat dari beberapa sumber ini adalah speech delay terjadi karena 2 faktor. Faktor eksternal yaitu dari luar si anak, dan internal, dari dalam anak itu sendiri seperti gangguan pendengaran, saraf, dll. Jadi, kita bisa observasi berdasarkan 2 faktor ini ya.

Untuk lebih detail nya bisa teman-teman klik disini .

Cara Mencegah
Lebih baik mencegah daripada diterapi. Hehehehe. Lumayan lho biaya terapi wicara ini. 1 pertemuan sekitar 100ribuan. Kalo anaknya kembar kaya eike???? Semua dikali dua booooo.

So, cegah aja deh sebelum terlambat. Terutama untuk calon ibu, ibu yang lagi hamil, anaknya yang masih baby. Kalopun anaknya dah 2 tahun lebih kaya anak saya, ingat, harapan masih ada, tetap optimis terus stimulus. Dan lakukan hal-hal berikut:

1) bagi yang lagi hamil, pencegahan gangguan perkembangan pada anak bisa dilakukan dari sekarang ya. Memakan makanan yang bergizi dan bebas bahan kimia salah satunya. Memang apa yang kita makan bukan berarti langsung ditelan bayi pas diperut ya... serem aja kalo kaya gitu. Tapi sari-sari makananlah yang diserap janin. Makin banyak sari makanan bergizi, makin sehat janin. Makin ngasal makan, makin dikit deh asupan gizi janin.

2) bagi anaknya yang masih under 1 tahun. Rajin-rajin pijit ala-ala spa bayi ya,,. Banyak kan sekarang beredar cara pijit bayi. Semua dilakukan biar saraf bayi terangsang sehingga berkembang dengan baik. Dan ingat ya ... sistem saraf saling terhubung. Jadi misal saraf pendengaran terganggu, bisa pengaruh juga deh ke perkembangan bicara.

3) seringlah mengajak anak berkomunikasi meski masih bayi merah yang kalo diajak ngobrok malah tidur. Memang cobaan banget kalo ngomong sama bayi. Tapi efek positifnya akan terasa ketika anak semakin besar. Kecerewetan kita akan terasa bermanfaat sekali. Dan menyaksikan anak bisa sesuatu itu bahagianya lebih bahagia dari pas dilamar,, sumpah dah., :D

4) ketika anak sudah mulai berceloteh, kenalkan anak dengan benda sederhana sekitar mereka. Lakukan pengucapan berulang-ulang secara perlahan. Konsitenlah. Dan sabar... hehehehe

5) peka terhadap perkembangan kosakata anak. Ternyata ada kasus lho anak mengalami penurunan penguasaan kosakata. Yang dulunya bisa bilang 'mam', tiba-tiba jadi ga  bisa. Nah hal kaya gini perlu waspada.

6) buatlah ceklist perkembangan anak untuk membantu kita menyadari apa saja perkembangan anak yang harus memperoleh stimulus lebih.

7) jika sampai usia 3 tahun anak belum menunjukan perkembangan ke arah yang lebih baik, konsultasikanlah pada ahlinya.

8) hadapi dengan tenang. Sehingga membuat kita bisa bertindak lebih cepat dan tepat. Anak pun lebih nyaman.

9) berdoalah selalu pada Allah agar anak tumbuh dengan baik.

Udah dulu ya..,Baru hal ini yang bisa saya bagi ditulisan ini. Semoga bermanfaat ya. Saling mendoakan ya... saya juga lagi deg2an dengan perkembangan bahasa anak-anak. Kayanya mereka mau ngomong bahasa Inggris :P

^^
15 Agustus 2015
10.25 PM
@Ciwaruga

8 komentar:

  1. Mbak, teman anak saya 4 tahu masih ah-eh-ah-uh lho. Ibunya ditinggal suami sejak dia di kandungan, dan anak itu tidak pernah diajak bicara, hanya dimomong ... yang penting diam. Saya bertemu sekitar 2 jam (saat menemani anak sekolah), apa yang bisa saya lakukan untuk membantunya ya? Terima kasih.

    Salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya deg2an jawab pertanyaan mba khulatul.. :D saya juga masih belajar mba. Saya cba bantu sepaham saya ya mba. Dilihat dari kasusnya sih kayanya yg harus diperhatikan psikologis ibunya mba. Support suami, lingkungan, dll. Mdh2an anaknya bisa menemukan lingkungan lain yang baik utk dia. Terima kasih ya mba sudah mampir. Maaf tdk banyak membantu..

      Hapus
    2. Suaminya ... maaf, kabur. Enggak balik-balik lagi sejak anak di kandungan ... bukan ditinggal biasa :)

      Hapus
    3. Waduh. Naudzubillah. Kayanya kita perlu kasih support yg kontinui deh mba.. alias jd teman yg baik utk beliau.. duh kasian.. :'(

      Hapus
  2. ama mbak, anak saya cewek 30m juga speech delay, lahir prematur 33-34w, kosakatanya masih sedikit, ayahnya juga dulu speech delay, 3 dari 4 cucu dari pihak nenek dari ayah juga speech dulu, dan...... saya juga sih ikut andil, sebelum 2 tahun sudah saya kenalkan pada gadget :( (dari yang saya baca gadget juga berpengaruh), sama-sama semangat ya mbak, terima kasih sudah sharing ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba,, faktor prematuritas jga jd penyebab speech delay. Anak2 saya jg lahir di 31w. Bapaknya dlu juga barunbs ngomong usia 30 bulan. Belum lg di keluarga byk bahasa berseliweran. Semangat ya mba. Aq jg sdg meminimalisir gadget.. hehehe

      Hapus
  3. Semangat, Mba

    Semakin sering diajak ngobrol Insyaa Allah akan mendapatkan hasil yang baik.

    Anakku yang bungsu usia 3 tahun baru banyak kosa kata yang diucapkan. Itu pun dengan bahasanya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba.. semangat!!! Senang rasanya dpt support dari semua.. makasi ya mba,, doanya juga,, hehe.. salam kenal mba.. :)

      Hapus